Anak saya berusia 7 tahun. Sudah menginjak bangku Sekolah Dasar. Saya pikir, ini usia yang tepat untuk mulai mengenalkannya pada pendidikan finansial. Ada yang bilang, usia 7 tahun terlalu muda. Tapi menurut saya, pendidikan finansial sebaiknya dimulai sejak dini.
7 tahun sudah waktunya ia bersosialisasi lebih banyak di luar rumah. Jangan memikirkan hal yang berat-berat. Mengenalkan pendidikan finansial unruk anak bisa lho dengan cara yang sederhana dulu.
Memang, pendidikan finansial tidak diajarkan di sekolahnya. Maka dari itu, orangtua lah yang akan mengajarkannya. Saya ingin si kecil melek secara finansial. Hal ini bukan untuk membuatnya menjadi kikir, namun karena ingin ia bisa bijak dalam mengatur keuangannya.
Menurut saya, pemahaman yang benar dalam cara ia memandang finansial tidak akan membuatnya menjadi budak uang di masa depan.
Saya sendiri termasuk lambat dalam mempelajari pendidikan finansial.
baca juga cara jenis atm bri
Pada saat menginjak bangku SMA lah pertama kalinya saya membaca buku finansial. Tepatnya buku Rich Dad Poor Dad karya Robert T. Kiyosaki. Pernah baca? Buku itu membuat saya ternganga dan mulai menyesal kenapa tidak sedari dulu saya membaca buku ini.
Namun, hal ini tidak lantas membuat saya ciut untuk terus belajar finansial. Justru saya semakin semangat. Teman-teman saya bahkan banyak sekali yang belum mengerti pentingnya pendidikan finansial di usia tersebut.
Tak diragukan lagi, banyak dari mereka yang saat ini terlilit hutang konsumtif. Saya tidak ingin hal itu terjadi pada si kecil.
Mengajari anak saya tentang finansial termasuk mudah. Banyak orang yang berpikir bahwa pendidikan finansial itu bernuansa ‘berat’.
Bahkan ada yang berpendapat, anak-anak mana bisa mengerti. Belum waktunya, begitu kata mereka. Padahal kalau saja mereka paham, pendidikan finansial dapat dilakukan dengan cara yang sederhana dan fun.
baca juga cara cek saldo bri sms
Dimulai dari hal yang paling mudah yaitu membuka rekening bank.
Menurut informasi yang saya dapat dari para ibu di sekolah anak saya, Bank Rakyat Indonesia (BRI) memiliki jenis tabungan khusus untuk anak.
Tabungan ini bisa dibuka atas nama anak. Jarang sekali ada fasilitas seperti ini, kan? Menurut saya, hal ini bagus sekali karena akan membangkitkan rasa kepemilikan.
Jika si kecil sudah memiliki rasa kepemilikan bahwa ia memiliki tabungan, saya berharap ia bisa semangat menabung. BritAma Junio, jenis tabungannya.
Akhirnya, saya segera mencari info sana-sini mengenai rekening BritAma Junio. Untuk membuka rekening jenis ini, ada beberapa dokumen yang harus dibawa. Berhubung masih di bawah umur 12 tahun, bukti identitas yang harus dibawa adalah milik orangtua.
Walau rekening atas nama anak, tetap saja identitas yang didaftarkan nanti di bawah nama orangtua. Untuk itu, syarat lainnya adalah orangtua harus sudah memiliki rekening BRI terlebih dahulu.
Bisa Simpedes atau BriTama. Jadi, jika ingin membuatkan rekening Junio untuk si kecil, Anda harus membuka rekening tabungan BRI terlebih dahulu.Sekitar dua minggu lalu, saya mengajak si kecil pergi ke Kantor Cabang BRI.
Tentunya, sebelum berangkat, saya mempersiapkan hal-hal yang perlu dibawa, yaitu: 1) KTP, 2) NPWP, 3) Kartu Keluarga, dan 4) Akte Kelahiran Anak. Ketika sampai di sana, untungnya tidak terlalu ramai.
Security pun menyambut dengan ramah kedatangan saya dan anak. Ini salah satu factor yang akan membuat anak saya nyaman. Semoga saja ini menjadi awal kepercayaan yang baik antara anak dan bank sehingga dapat membuatnya rajin menabung.
Setelah memberitahukan keperluan, saya diarahkan ke customer service. Petugas pun dengan ramah melayani saya. Untuk membuka rekening Junio, saya harus mengisi formulir aplikasi pembukaan rekening Junio.
Dokumen yang tadi dibawa pun saya serahkan pada petugas.
Setelah itu, saya memberikan sejumlah uang sebagai setoran awal pembukaan rekening Junio. Totalnya adalan Rp. 350.000. Sebetulnya jika diuraikan, setoran awal tersebut termasuk setoran ke rekening induk sebesar Rp. 250.000 dan setoran rekening Junio Rp 100.000.
Pada tahap akhir, petugas membantu untuk membuatkan mobile banking. Ini berguna untuk memantau transaksi yang telah dilakukan anak saya. Jika ia menarik atau menyetor uang, saya akan mendapatkan SMS notifikasi ke ponsel saya.
Cara inilah yang dibutuhkan saya. Dengan memantau transaksi rekening si kecil, saya dapat mengetahui seperti apa ia mengatur keuangannya sehingga saya dapat memberikan ilmu finansial yang tepat sesuai kebutuhannya.
Terakhir, petugas menyerahkan buku tabungan dan kartu debit pada anak saya. Sebagai illustrator, saya sangat terkesan dengan bank BRI dan tabungan Junio-nya. Bagaimana tidak, buku tabungan dan kartu debitnya didesain sangat menarik untuk anak.
Ada ilustrasi yang penuh warna sehingga cukup eye-catching. Dengan memberikan ilustrasi yang berwarna, BRI sudah mempengaruhi psikologis anak saya. Tentunya, mempengaruhi dalam arti positif.
Anak saya yang memiliki minat pada seni pun melihat dengan mata berbinar. Tampaknya, ia tertarik dengan buku tabungan dan kartu debitnya. Sejak ia menerimanya, pandangan matanya tak pernah lepas dari buku tabungan, bahkan sampai kami pulang ke rumah.
Semoga ini jadi awal baik yang dapat membuatnya senang menabung.
Hanya membutuhkan waktu kurang dari satu jam, saya berhasil membukakan rekening atas nama si kecil.
Cukup cepat prosesnya, menurut saya. Untungnya, anak saya tidak rewel saat harus duduk bersama saya ketika menghadap petugas. Mungkin karena rasa aman dan nyaman yang ditimbulkan dari lingkungan kantor cabang tersebut.
Least but not least, BritAma Junio bisa jadi media untuk memperkenalkan anak pada ilmu finansial. Patut dicoba!